Polling Terkini

Pilih Salah Satu Judul Dibawah Ini Yang Menurut Anda Paling Menarik Untuk Dibaca




Mari Sambut Ramadhan dengan Suka Cita

Irfan Aditya Oneid 29 Juli 2010 jam 16:35 Balas • Laporkan
Tanpa terasa, dalam hitungan hari ramadhan kian mendekat di pelupuk mata. Waktu begitu cepat bergulir, meninggalkan tapak-tapak kebisingan kemelut pemilu dan mencekamnya peristiwa bom Marriot dan Ritz Carlton. Seolah, ramadhan datang begitu saja tanpa disadari, tanpa diundang, tanpa persiapan khusus untuk menyambutnya.

Layaknya tamu agung, ramadhan mestinya disambut dengan penuh suka cita. Sebagaimana Islam yang menganjurkan pemeluknya untuk menyambut ramadhan dengan meriah dan semarak. Dikisahkan dalam sebuah riwayat, para sahabat Nabi senang ketika menjelang ramadhan tiba dan bersedih saat ramadhan akan berakhir meninggalkan mereka. Ragam aktivitas telah sahabat lakukan guna menyambut bulan penuh rahmat itu.

Sikap para sahabat itu menunjukkan betapa ramadhan memang merupakan bulan yang istimewa. Nyaris tak ada aktifitas yang tak diganjar pahala melimpah, sekecil apapun perbuatan itu. Untuk itulah, umat muslim di seluruh penjuru dunia dianjurkan mempersiapkan diri menyambut datangnya bulan penuh barokah guna mendapat limpahan rahmat dan ampunan Allah Swt.

Dalam Islam, tradisi menyambut datangnya bulan suci ramadhan berlangsung cukup serius bahkan semarak. Ada yang menjalaninya dengan memberikan santunan terhadap fakir miskin, berpuasa, memperbanyak zikir, dan berdoa sambil bermunajat semoga dipertemukan dengan ramadhan-ramadhan selanjutnya. Begitulah kebiasaan para sahabat mempersiapkan diri menyambut ramadhan.

Dari hasil penelusuran terhadap teks-teks Islam klasik, tersingkap setidaknya ada tiga hal penting yang harus dipersiapkan untuk menyambut bulan penuh ampunan itu. Pertama, persiapan dari segi mental (isti’dad ruuhy). Persiapan model pertama ini bisa dilakukan dengan memperbanyak doa, berzikir, dan mempersiapkan diri sembari mengingat keutamaan ramadhan. Kedua, persiapan Fisik (Isti’dad jasady) yang dilakukan dengan puasa sunnah (puasa di bulan sya’ban) dan memperbanyak membaca al-qur’an. Ketiga persiapan ilmu (isti’dad aqly) dengan mendalami pengetahuan yang terkait dengan keutamaan ramadhan. Jangan sampai, ramadhan dijalani hanya sebatas rutinitas
tanpa substansi

mari sambut bulan suci dengan segenap hati

1 comments:

Unknown said...

yupz... tu bener bangetz, namun yang lebih penting lagi "jangan sampai kita hanya rajin ibadah di bulan ramadhan saja, n' setelah usai ramadhan usai pula kerajinan kita dalam ibadah". "kalau sebelum ramadhan kita belum rajin, maka di ramadhan ini kita harus labih rajin, n' setelah ramadhan nanti kita juga harus lebih rajin lagi jangan malah tidak bertambah rajinx atau bahkan hilang rajinnya". wallahu a'lam....

Post a Comment

 
Design by Caesar | Bloggerized by Balqi - Premium Blogger Themes | Caesar Coorporate